الدرس الثامن

    Kaidah   Dhamir (kata ganti) adalah kata benda yang mabni (tidak berubah bentuk) yang menunjukkan pelaku pembicaraan, orang yang diajak bicara, atau orang yang dibicarakan.   Dhamir terbagi menjadi dua bagian: (1) Munfashil (terpisah) dan (2) Muttasil (terhubung).   Dhamir munfashil adalah dhamir yang tidak terhubung dengan kata lain, dan ia diucapkan serta ditulis secara terpisah dari kata sebelumnya maupun setelahnya.   Dhamir munfashil terbagi menjadi dua: (1) Dhamir rafa’ munfashil dan (2) Dhamir nashb munfashil. – Dhamir rafa’ munfashil berada dalam posisi rafa’ sebagai mubtada (subjek), yaitu: – Untuk pelaku pembicaraan: Ana (saya), Nahnu (kami). – Untuk orang yang diajak bicara: Anta (kamu laki-laki), Anti (kamu perempuan), Antuma (kalian berdua), Antum (kalian laki-laki), Antunna (kalian perempuan). – Untuk orang yang dibicarakan: Huwa(dia laki-laki), Hiya (dia perempuan), Huma (mereka berdua), Hum (mereka laki-laki), Hunna (mereka perempuan).   Dhamir nashb munfashil berada dalam posisi nashb sebagai maf’ul bih (objek langsung), yaitu: Untuk pelaku pembicaraan: Iyaya(saya), Iyanaa (kami). – Untuk orang yang diajak bicara: Iyaka (kamu laki-laki), Iyaki (kamu perempuan), Iyakuma (kalian berdua), Iyakum (kalian laki-laki), Iyakan (kalian perempuan). – Untuk orang yang dibicarakan: Iyahu (dia laki-laki), Iyaha (dia perempuan), Iyahuma (mereka berdua), Iyahum (mereka laki-laki), Iyahunna (mereka perempuan).