الدرس الرابع عشر

      Kaidah:   Gaya bahasa istifham (pertanyaan) digunakan untuk meminta penjelasan tentang sesuatu, seperti dalam kalimat: *mata al-imtihan?* (Kapan ujian?). Gaya bahasa ini memiliki alat-alat yang disebut alat istifham, dan setiap pertanyaan memerlukan jawaban.   1. Alat istifham terbagi menjadi dua jenis:

• Huruf istifham
• Isim istifham

2. Huruf istifham:

1) Hal: digunakan untuk menanyakan isi dari kalimat positif, dan jawabannya adalah “na’am” (ya) jika positif, dan “la” (tidak) jika negatif.

2) Hamzah (ء): terdapat tiga jenis:

• Digunakan untuk memilih salah satu dari dua hal, dan setelahnya terdapat “am” (atau) sebagai penghubung. Jawabannya adalah penentuan pilihan yang ditanyakan.
• Digunakan seperti *hal* untuk menanyakan isi kalimat positif, dan jawabannya “na’am” atau “la”.
• Digunakan untuk menanyakan isi dari kalimat negatif, dan jawabannya “bala” (ya, tentu) jika positif, dan “na’am” (ya) jika negatif.

3. Isim istifham: alat yang digunakan untuk menanyakan satu kata benda yang memerlukan penentuan. Alat-alat tersebut adalah:

1. Man: untuk menanyakan sesuatu yang berakal (manusia).
2. Ma: untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal (benda, konsep).
3. Mata: untuk menanyakan waktu.
4. Aina: untuk menanyakan tempat.
5. Kaifa: untuk menanyakan keadaan.
6. Kam: untuk menanyakan jumlah.
7. Ayyu: sesuai dengan kata yang diikutinya.
8. Limaadza: untuk menanyakan alasan atau sebab.

Jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan alat-alat ini adalah dengan menentukan hal yang ditanyakan.   Alat istifham selalu berada di awal kalimat seperti dalam contoh-contoh, dan tidak didahului oleh apapun kecuali huruf jar (preposisi) atau mudhaf (kata yang memiliki hubungan dengan kata berikutnya), seperti dalam kalimat: *min aina laka hadza?* (Dari mana kamu mendapatkan ini?), di mana alat istifham didahului oleh huruf jar “min” (dari), atau dalam kalimat *manzil man?* (Rumah siapa?), di mana alat istifham didahului oleh mudhaf “manzil” (rumah).   Jika huruf jar masuk ke dalam isim istifham “ma”, maka huruf alif pada “ma” dihilangkan, seperti dalam kalimat: *bima* (dengan apa), *lima* (untuk apa), *’amma* (tentang apa).